Monday, October 22, 2007

Sepupuku, Ilalangku

Hmm...Hari pertama masuk kerja setelah merayakan Lebaran dan Libur besar.....hm maleesss banget masuk kantor lagi tapi yah yang namanya kewajiban.. lagian kan tanggung jawab kita makan dari gaji pemberian perusahaan koq.
O..ya...Do'a umum saat lebaran dulu nih...Minal Aidin wal Faidzin...moga dengan minta maaf ke orang-orang yang qu kenal, bisa menjadi salah satu jalan bagi qu untuk kembali ke Fitrah. Setiap anak manusia dilahirkan dengan kondisi fitrah koq...cuman aja sekalinya gede banyak bikin dosa he..he...
Tadi malam sih iseng buka kembali diary iseng 4 tahunan yang lalu. he..he...aneh aja tulisannya....cerita sedih mulu tapi yang jadi aneh, cerita sedih tapi saat mbaca ulang tadi malam koq sambil senyum-senyum gitoh. habisnya koq segitunya dulu qu ya?. semua scene disikapi dengan perasaan sedih. Padahal kalo dilihat dari sudut waktu sekarang, qu tu termasuk beruntung beruntung banget. Yaa jadikan pembelajaranlah.
Ada satu tulisan yang bikin rada nyemak di hati qu. Tentang seorang sepupu qu yang qu banggakan deh. Aneh aja sih, qu yang gak gampang muji orang lain ternyata luluh untuk muji dy walaupun dalam sebuah diary..mpe sekarang dya belum tahu loh bahwa qu pernah dengan sepenuh hati dan jiwa begitu memuji dan membanggakannya.
berikut qu tulis ulang deh.
Masih pantaskah qu merasa iri hati setelah mengetahui sebagian dari bebannya?. Ria, perempuan tegar itu semakin berhasil membuat qu merasa kecil, merasa jadi perempuan lemah. Qu memang gak ada apa-apanya diabnding dia. Keceriannya yang membuat orang lain merasa nyaman saat bersamanya, jelas qu tak punya. Kecantikannya yang sering dipuja-puja, jelas pada qu tak ada. Kecerdasannya yang selalu terlihat, jelas padaqu tak ada. Kesupelannya, kelincahannya. Dan yang jelas, ketegarannya dalam menghadapi cobaan yang membuat qu jealous.
Semua yang ada padanya membuat qu berpikir jika qu yang berada dalam situasi seperti itu, akankah qu setegar dia?.
Sungguh qu malu menyadari qu sering iri dengan keadaannya. Pantaskah?
Perempuan malang yang begitu tegar dalam sejumlah masalah yang menumpuk menjejejali jiwanya, ia masih bisa tertawa dan menanyakan keadaa orang lain.
Tetaplah tegar melati......Mmm... bukan....bukan melati....tapi lebih pantas menjadi ilalang.
Yach..tataplah menapak ilalang...walau angin menyeretmu...
sstt...tapi jangan terlalu cerewet lagi ya....
Sepupuku, Ilalangku, 27082004
12.45 subuh